Ijazahlangsung dari Kanjheng Nabi Khidir AS ke Mbah Dalhar Watuncongol Magelang, demikian dawuh KH Chalwani. Demikian pula Syeikh Mahmud Plumbon Cirebon juga memberi kesaksian jika KH Dalhar Watucongol pernah menerima doa ijazah demikian dari Kanjeng Nabi Khidir as. Sesiapa pun yang pernah berjumpa Nabi Khidir konon mendapat
MEDIA BLORA - Berikut penjelasan terkait doa sakti Allahumma ubat ubet KH Dalhar Watucongol Gunung Pring yang merupakan ijazah dari Nabi khidir. Masyarakat Indonesia terkenal dengan keberagaman suku dan budaya, sehingga ulama ulama dahulu menyesuaikan dengan budaya sekitar dalam mendakwahkan ajaran agama Islam. Ulama Nusantara memiliki cara khusus dalam mendidik dan mengajarkan agama kepada warga lokalnya, misalnya Sunan Kalijaga dengan metode wayang yang fenomenal. Baca Juga Doa Pelancar Rezeki, Cukup Baca 1 Kali Sebelum Tidur, Uang Datang dari Segala Penjuru Kyai-kyai di berbagai daerah memiliki gaya dan kearifannya masing-masing. Mereka bukan asal saja, tapi karena mencermati kemaslahatan yang diatur dalam kaidah agama. Termasuk diantaranya adalah doa-doa yang diajarkan dengan dalam bahasa Jawa. Dikutip MEDIA BLORA dari kanal facebook KH Chalwani Nawawi Berjan Purworejo, dijelaskan bahwa Mbah Dalhar Watucongol Magelang yang dimakamkan di makam Gunung Pring, memiliki doa khusus berbahasa Jawa yang fenomenal. Kyai Chalwani yang menjadi cucu menantu Mbah Dalhar menceritakan keramatnya doa Mbah Dalhar itu yang didapatkannya dari ayah mertuanya, yakni KH Ahmad Abdul Haq bin KH Dalhar. Baca Juga 5 Daftar Bansos yang Cair Mei 2022, Ada PKH, BPNT hingga Banpres BPUM 2022, Kamu dapat Bantuan yang Mana?"Saya dulu dapat ijazah dari ayah mertua saya, KH Ahmad Abdul Haq Dalhar Watucongol Magelang," kata Kyai Chalwani yang juga pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo.
MbahDalhar dibesarkan dilingkungan yang sangat mencintai agama dan belajar Al-Qur'an serta ilmu agama lain kepada ayahnya sendiri. Selang beberapa waktu, tepatnya pada usia 13 tahun beliau akhirnya dititipkan kepada salah satu kyai bernama Mbah Kyai Mad Ushul untuk mondok dan menimba ilmu di Dukuh Bawang, Ngadirejo, Salaman, Magelang.
Keberadaan Nabi Khidir hingga saat ini bukanlah mitos. Sebab sejumlah ulama pernah bertemu dengan kekasih Allah SWT tersebut. Ulama Indonesia yang pernah bertemu adalah Kiai Maimun Zubair atau Mbah Maimun dan Syaikhona Bangkalan atau Mbah Kholil Banglalan. Baca Juga Mengenal Sosok Al Idrisi, Ilmuan Geografi Termasyhur Abad Pertengahan Bahkan saat berkunjung ke Mbah Kholil Kholil Bangkalan, Nabi Khidir sempat menyeruput kopi milik Mbah Kholil Bangkalan. Selain dua ulama itu, Nabi Khidir juga menemui salah seorang ulama di Indonesia sampai-sampai sandalnya tertinggal. Gus Miek menjadi saksi bahwa Nabi Khidir kerap mengunjungi ulama di Indonesia. Saat Gus Miek menjadi santri Kyai Dalhar Watucongol, ia mempunyai kebiasaan untuk membersihkan sandal gurunya. Baca Juga Keramat Walisongo, Sunan Kalijaga Mengutuk para Santrinya yang Munafik dan Nakal Menjadi Kera Ekor Panjang Suatu saat Gus Miek kaget di depan kamar Kiai Dalhar terdapat dua pasang sandal yang sama persis termasuk ukurannya. Di tengah kebingungannya, Gus Miek akhirnya mengambil keputusan untuk membersihkan kedua pasang sandal tersebut.
KH Chalwani Nawawi memberikan sebuah Ijazah Doa dari Mbah Dalhar Gunung Pring yang langsung diberikan oleh Nabi Khidir AS. Doanya dikenal dengan Allahumma U
Namaasli Nabi Khidir As adalah Balya bin Malkan bin Fali' bin Abir Fakhsyad bin Syam bin Nuh (nabi yang menjadi bapak kedua setelah Nabi Adam As). Semua wali Allah SWT, pasti pernah berguru kepada Nabi Khidir As, tak terkecuali Nabi Musa yang pernah menjadi muridnya. Tak sedikit orang yang juga ingin bertemu dengan Nabi Khidir As.
Darisini, Kyai Chalwani menegaskan bahwa doa bahasa Jawa Mbah Dalhar itu didapatkan dari ijazah Nabi Khidir. "Nabi Khidir sampai sekarang masih hidup. Bisa bahasa apa saja yang ada di dunia," kata Kyai Chalwani. Lebih lanjut ditegaskan, Syekh Mahmud Plumbon Cirebon nyusun kitab yang menerangkan kiai-kiai di Jawa yang sering bertemu Nabi Khidir.
Dalharkembali ke kamar, Gus Miek pun kembali mengikutinya dan duduk di depan kamar untuk menunggu jawaban. Demikian juga ketika saat tiba waktu shalat Maghrib dan Isya. Sehingga, baru ketika sesudah Isya, KH. Dalhar menyuruh pembantunya memberi tahu bahwa tamunya semalam adalah Nabi Khidir.
HeEN. uuh9gn5fsf.pages.dev/286uuh9gn5fsf.pages.dev/125uuh9gn5fsf.pages.dev/405uuh9gn5fsf.pages.dev/148uuh9gn5fsf.pages.dev/289uuh9gn5fsf.pages.dev/330uuh9gn5fsf.pages.dev/45uuh9gn5fsf.pages.dev/344
mbah dalhar dan nabi khidir