tumbuhdan berkembang di masa lalu terutama tumbuh di masyarakat pedesaan. Realitas yang terjadi saat ini dapat dilihat bahwa eksistensi permainan tradisional mengalami penurunan dan terancam punah karena adanya arus globalisasi yang semakin masuk kedalam alam bawah sadar para anak-anak dan remaja.
Era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media dalam masa perkembangannya, di sekolah remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Menjelaskan mengenai apa saja pengaruh media sosial bagi remaja dimasa perkembangannya kemudian untuk mengetahui apa saja pengaruh terhadap perilaku remaja yang disebabkan oleh media sosial saat penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena ingin mendalami suatu fakta, gejala dan peristiwa pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan remaja secara alami. Peneliti menginginkan hasil penelitian berupa rincian data yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif dan tidak memerlukan pengolahan data secara statistika. Hasil dari penelitian kualitatif yang dibutuhkan peneliti adalah berupa informasi yang mendalam mengenai pengaruh media sosial bagi remaja itu sendiri. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROSIDING KS RISET & PKM 47 7 PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU REMAJA Oleh Wilga Secsio Ratsja Putri, R. Nunung Nurwati, & Meilanny Budiarti S. Email wilgasecsio ABSTRAK Era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Padahal dalam masa perkembangannya, di sekolah remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Menjelaskan mengenai apa saja pengaruh media sosial bagi remaja dimasa perkembangannya kemudian untuk mengetahui apa saja pengaruh terhadap perilaku remaja yang disebabkan oleh media sosial saat ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena ingin mendalami suatu fakta, gejala dan peristiwa pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan remaja secara alami. Peneliti menginginkan hasil penelitian berupa rincian data yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif dan tidak memerlukan pengolahan data secara statistika. Hasil dari penelitian kualitatif yang dibutuhkan peneliti adalah berupa informasi yang mendalam mengenai pengaruh media sosial bagi remaja itu sendiri. Kata Kunci Pengaruh, Media, Sosial, Perilaku, Remaja ABSTRACT In this era of globalization technology is more advanced, it can’t be denied the presence of the internet more needed in everyday life, both in socialization, education, business, etc. We can’t be denied that social media have a big influence in our life. Someone who initially small can be great with social media, or otherwise .For the community particularly among teenagers , social media have to make opium user gone days without opening a social media. While in a fact, teenagers in school trying to find his identity with sebayanya hang out together with friends .This research aims to understand the influence of social media explained about what course the influence of social media for teenagers dimasa it has since then to know what course the influence on teen behavior caused by the current social media. During the research, researchers used a method of the qualitative study because want to learn about a fact; symptoms and events the influence of social media against teen behavior in the field just as there are in the context of space and time as well as environmental situation teenagers naturally. PROSIDING KS RISET & PKM 48 Researchers wanting the results of research in the form of the data that is even more complex on the phenomena that is difficult expressed by a method of quantitative and do not need processing data is result of the qualitative study required researchers is in the form of deep information about the influence of social media for teenagers itself. Keywords Effect, Social, Media, Behaviour, Teenager. PENDAHULUAN Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman. Dalam media sosial siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman sebayanya. Namun saat ini seringkali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial maka mereka akan semakin dianggap keren dan gaul. Sedangkan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno atau ketinggalan jaman dan kurang bergaul. Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa. Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Menjelaskan mengenai apa saja pengaruh media sosial bagi remaja dimasa perkembangannya kemudian untuk mengetahui apa saja pengaruh terhadap perilaku remaja yang disebabkan oleh media sosial saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi PROSIDING KS RISET & PKM 49 candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman. Dalam media sosial siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul bersama teman sebayanya. Namun saat ini seringkali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial maka mereka akan semakin dianggap keren dan gaul. Sedangkan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno atau ketinggalan jaman dan kurang bergaul. Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan remaja yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan dalam segala hal. Sehingga menjadi labil atau mudah dipengaruhi merupakan suatu ciri dari remaja sendiri. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa. Saat ini teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Apalagi kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara STSN bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%. Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik Hurlock, 1992 Tahap Perkembangan Remaja Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, PROSIDING KS RISET & PKM 50 masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun. Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Ciri-Ciri Remaja - Pertumbuhan fisik Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak – anak dan masa dewasa. - Perkembangan seksual Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya. - Cara berfikir Cara berpikir causatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Andai yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya, tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk didepan pintu. - Emosi yang meluap – luap Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali. - Mulai tertarik pada lawan jenis Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai pacaran. - Menarik perhatian lingkungan Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung – kampung. - Terikat dengan kelompok Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan. Media Sosial Media social Social Networking adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content". Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Macam-Macam Media Sosial Teknologi media sosial sekarang ini memiliki berbagai berbagai bentuk seperti misalnya majalah digital, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, jejaring sosial, podcast, foto atau gambar, video, rating dan bookmark sosial. PROSIDING KS RISET & PKM 51 Masing –masing memiliki kelebihannya sendiri seperti blogging, berbagi gambar atau foto, video blogging, wall-posting, berbagi musik atau lagu, chaatting, bahkan VoIP atau Voice over IP, dan lain sebagainya. Macam-macam Jejaring Sosial – Jenis Media Sosial Berikut di bawah ini ada klasifikasi macam-macam jejaring sosial berdasarkan fungsi dan kegunaannya 1. Konten kolaborasi contohnya, Wikipedia 2. Blog dan microblog contohnya, Twitter 3. Situs jejaring sosial berita contohnya, Digg 4. Konten Video contohnya, YouTube 5. Situs jejaringan sosial contohnya, Facebook 6. Game dunia maya contohnya, World of Warcraft 7. Situs dunia sosial virtual contohnya, Second Life Pengaruh Media Sosial Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif dari media sosial Tempat promosi yang baik dan murah Mengganggu kegiatan belajar remaja Dampak memperluas jaringan pertemanan Media komunikasi yang mudah Tempat mencari informasi yang bermanfaat Tidak semua pengguna media sosial bersifat sopan Tempat berbagi foto, informasi, dll. Mengganggu kehidupan dan komunikasi keluarga PENUTUP Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya DAFTAR PUSTAKA Hurlock B. Elizabeth. 1980. DEVELOPMENT PSYCHOLOGY A Little-Span Approach, Fifth Edition. McGraw-Hill, Inc. Zulkifli L. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein 2010 "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 531 59–68 ... According to research, 88% of people often compare their lives with other people they usually see on social media. This can lead to reduced self-confidence and negative thoughts about oneself [31]. The intensity of excessive use of social media greatly affects the lack of self-confidence of adolescents, a perfect picture on social media makes adolescents often feel dissatisfied and worried about themselves every day [32]. ...Sherly ShoburBackground Adolescents are a vulnerable group who often experience feelings of insecurity or insecurity. Insecurity can have a negative impact on the psychological and social well-being of adolescents, such as decreasing the quality of interpersonal relationships, decreasing academic performance, and the emergence of mental health problems such as depression and anxiety. Therefore, it is important to understand what factors influence the level of insecurity in adolescents and strategies that can help them overcome this insecurity. Objective The aim of this literature study is to identify factors that influence the level of insecurity in adolescents and strategies that can help them overcome this insecurity. Method The method used in this literature study is literature search from various sources, such as academic journals, books, and online articles. A literature search was carried out using keywords related to insecurity and youth. Results This literature study is expected to provide a better understanding of what factors influence the level of insecurity in adolescents and strategies that can help them overcome this insecurity. The results of this literature study are also expected to provide suggestions for parents, teachers, and mental health professionals in helping adolescents overcome insecurity and improve their psychological and social well-being.... Bagi mereka yang menggunakan media sosial, sangat penting sebagai sarana ekspresi diri. Media sosial mengajak siapapun yang tertarik untuk berperan dengan memberikan informasi dalam waktu yang cepat dan tanpa batasan ruang dan waktu, memberikan komentar, serta memberikan umpan balik secara terbuka Putri et al., 2016. Poin penting lainnya yang harus diangkat saat membahas multiple account adalah bagaimana pengguna berinteraksi satu sama lain dan mengelola akun mereka dengan cara yang9berbeda. ...... According to a survey from the Ministry of Communication and Information of the Republic of Indonesia, more than 30 million teenagers use media which is a communication channel they use. According to research Putri, 2016 in addition to learning, they also use media for entertainment, seeking information, and keeping up with the times. "In my opinion, vaccines have become an alternative in dealing with the surge in the spread of Covid-19, but there is a controversy about deaths after vaccination, it should be a special concern so that it doesn't happen again and raises doubts for me personally because it was triggered by deaths that occurred after vaccination.". ... Citra Rosalyn AnwarAndrianiThis article provides an overview of parents and children who build communication through KPop. This article becomes interesting to discuss because of the increasing popularity of the Korean Wave in Indonesia. Negative stigma also accompanies parental anxiety about their children's liking for the Korean Wave, especially KPop. In addition, there are problems with parents who find it difficult to build communication with their children. This article provides an overview of how parent-child communication is actually built through KPop. This article is the result of a qualitative study on three pairs of mothers and children in Makassar. The results of the study show that communication is very well established between mother and child, with the role of this Hallyu Wave... Sesuai dengan penelitian terlebih dahulu yang di lakukan oleh bahwa pengaruh social media berpegnaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung Batee, 2019. Maka dapat di jelaskan bahwa media sosial mampu mengajak para pengguna untuk berpartisipasi dalam memberikan sebuah feedback secara terbuka baik komentar,maupun informasi yang mampu memberi pengaruh positif bagi pengguna lain Putri et al., 2016. ...Sella MaulidiniJammaludin KhalidThis study aims to examine the influence of tourist attraction, social media, and price perceptions on visiting decisions at Cimory Dairyland Bogor. This study used a survey-based quantitative research design using a purposive sample of 170 respondents. This study uses primary data, or data collected directly from respondents, which includes their perceptions of aspects of tourist attraction, social media, and price perceptions. According to research findings, tourist attractiveness in Cimory Dairyland is not significantly influenced by visiting decisions, but the perceived price has a positive and significant impact. At Cimory Dairyland Bogor, service standards also have a significant influence on visiting decisions. Finally, the combined findings show that the decision to visit Cimory Dairyland Bogor is strongly influenced by tourist attractiveness, social media, and price perceptions.... Media sosial juga mampu membuat seorang yang memiliki pengaruh kecil di dalam kehidupan luar jaringan luring memiliki pengaruh besar dalam komunikasi di media sosial Putri et al., 2016. Maka dari itu, media sosial banyak digunakan oleh berbagai kalangan untuk bisa menjadi tokoh yang dikenal oleh banyak orang dan juga memiliki pengaruh besar. ...Arviane Dahniarny BaharYogi MaringgiFahria SyawalThe purpose of this study is to describe the use of Instagram social media in building Personal Branding from Doctor Ayman Alatas. This research method is a qualitative method by analyzing aymanlatas Instagram content. The researcher describes the personal branding process by using the personal branding concept proposed by Robert Montoya. The results showed that there were three types of content uploaded by Doctor Ayman Alatas. The content is, a content regarding daily activities, namely in carrying out their activities as a model as well as a doctor; b content related to education on health issues; c entertainment content. The personal branding aspect carried out by Doctor Ayman Alatas consists of 8 aspects as follows, a specialization; b consistency; c differentiation; d leadership; e personality; f unity; g constancy; h good intentions. In conclusion, from these eight aspects, Doctor Ayman shows that he wants to be known as a young millennial doctor who is witty, close to his family, has broad abilities in the health sector and also shows his Arabic blood. This was then consistently demonstrated by Doctor Ayman Alatas in the content uploaded on Instagram. Keywords Ayman Alatas, Young Doctor, Instagram, Social Media, Personal Branding... Kehidupan berprestasi merupakan wujud aktualisasi diri bagi siswa, namun tidak semuanya dapat mencapai kebutuhan tersebut karena terhambatnya beberapa aspek perkembangan dalam hidupnya Islami, 2020. Disebut masa remaja adalah seseorang yang memiliki umur dari 12 tahun sampai 21 tahun Putri, Nurwati, & Budiarti, 2016. Siswa SMK adalah seseorang yang sudah menyelesaikan sekolah ditingkat sekolah lanjutan pertama atau menengah pertama, yang sedang mencari tentang identitas dari diri mereka dimana berumur 15 tahun sampai kisaran 17 tahunan. ...Titis IndariTruancy behavior that are common are maladaptive behaviors that are often experienced by students at school. Behavior occurs due to the inability of students to adapt to environmental demands. The behavior contract technique which aims to change individual behavior can be a solution to this maladaptive action. This technique is done with good awareness and commitment between the counselor and the client. The basic principles in the behavior contract technique include 1 contracts are carried out with reinforcement, 2 strengthening must be carried out immediately, 3 contracts are negotiated freely and openly and are mutually agreed upon, 4 contracts are fair and clear, 5 contracts have clear target behavior behavior, frequency and duration of contracts, 6 contracts integrated with school programs. The use of individual counseling services with the behavior contract technique can be applied by counselors so that clients have awareness and eliminate truancy in high school. Abstrak Membolos merupakan perilaku maladaptif yang sering dialami siswa di sekolah. Perilaku terjadi akibat ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Teknik behaviour contract yang bertujuan mengubah perilaku individu dapat menjadi solusi atas tindakan maladaptif tersebut. Teknik ini dilakukan dengan kesadaran dan komitmen yang baik antara konselor dengan konseli. Prinsip dasar dalam teknik behaviour contract, antara lain 1 kontrak dilakukan dengan penguatan, 2 penguatan harus segera dilakukan, 3 kontrak dinegosiasi secara bebas dan terbuka serta disepakati bersama, 4 kontrak adil dan jelas, 5 kontrak memiliki kejelasan target tingkah laku, frekuensi dan lamanya kontrak, 6 kontrak terintergritas dengan program sekolah. Penggunaan layanan konseling individu dengan teknik behavior contract dapat terapkan konselor sehingga konseli mempunyai mempunyai kesadaran dan menghapus perilaku membolos di MukhlasinKusrini KusriniArti WulandariPenciptaan karya fotografi ini mengangkat tema tentang masalah gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Tujuan penciptaan fotografi ekspresi ini adalah untuk memvisualisasikan dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental. Aliran fotografi ekspresi dipilih karena dapat menyampaikan kegelisahan diri hingga kondisi kesehatan mental dan didukung dengan metode montase sebagai penunjang perwujudan karya. Metode pengumpulan data dalam perwujudan karya ini menggunakan metode observasi dengan berbagai cara, yakni dengan meninjau literatur, membagikan kuesioner kepada kelompok remaja masa akhir dengan rentang umur 18-24 tahun, dan mewawancarai langsung salah satu psikolog sebagai ahli kesehatan mental. Hasil dari observasi tersebut dijadikan landasan ide dalam visualisasi karya. Dalam perwujudan karya, media sosial yang dipilih sebagai objek pendukung ide penciptaan adalah Instagram. Hasil penciptaan karya fotografi ini menyampaikan kesan yang berhubungan dengan pengguna. Hal ini digambarkan melalui visualisasi dari berbagai gejala gangguan kesehatan mental, yaitu a adiksi, b komparasi diri, dan c kecemasan. Dengan demikian, penciptaan karya fotografi ini diharapkan dapat menjadi bahan reflektif bersama mengenai pentingnya kesadaran dalam penggunaan media of Excessive Social Media Use on Mental Health through Fine Art Photography. This photographic work brings up the theme of mental health disorders due to excessive use of social media. The creation of this fine art photograph aims to visualise the negative impacts of social media on mental health. This genre of fine art photography was chosen because it can express self-anxiety about mental health conditions and is supported by a montage method to support the realisation of the work. The data collection method in the embodiment of this work uses observation methods in various ways, namely by observing literature, distributing questionnaires to the group of late adolescents aged 18 to 24 years, and conducting direct interviews with one of the psychologists as a mental health expert. These observations' findings serve as the foundation for ideas in the creation of works. In the realisation of this work, the social media platforms chosen as supporting is Instagram. The result of this photographic work conveys user-related impressions, which are illustrated through the visualisation of various symptoms of mental health disorders a addiction, b self-comparison, and c anxiety. Thus, the creation of this photographic work is expected to be a collective reflective material regarding the importance of awareness in the use of social Putri WinawatiKismi MubarokahBackground The purpose of this study was to describe the sugarbaby phenomenon in Semarang City adolescents in 2019. Method This study used descriptive qualitative with phenomenological approach, snowball technique was used in the data collection process. There were 5 subjects to dig deeper information related to the sugarbaby phenomenon in adolescents. Result The results showed that most of the subjects sugarbabies had the idea that adolescent relation is more towards negative and even sugarbaby is a natural thing and is lived with ordinary feelings to seek material satisfaction. Role-playing of their own accord and having an influential role model to embrace from the personal side of the person who is and appearance/lifestyle. Want to live better because the majority have less financial conditions, have social media to get sugardaddy. Had kissing, necking, petting even intercouse and sugardaddy had never told him to take a health test. Aware that the consequences are in the form of pregnancy, abortion and even sexually transmitted infections and are not liked by many people but they do not yet have the view to stop playing the role of sugarbaby. Implication It is recommended first, for parents to monitor the child's development and educate the child with good ethics and religious education, creating a harmonious and affectionate family Putu Widantari SuandanaFachmi HidayatullohI Putu Dharma KusalaArti Amartya PratiwiNational defense is a reflection of the attitudes and actions of citizens based on love for the homeland. Social media makes all users have the ability to interact, participate, and share information. Social media not only contains information that is positively matter, but also contains information that is negatively matter, such as hoax and hate speech that can divide and become a threat to a country. Wisely in using social media, the most basic aspect that must be considered is how to communicate. Communicating in social must pay attention to several characteristics, namely, networks, information, archives, interactions, social stimulation, and user content. As a step in responding to threats that can occur due to misuse of social media, prevention efforts can be made, namely the use of social media wisely. There are several things that can be done in using social media wisely, namely promoting ethics, filtering information, spreading positive has not been able to resolve any references for this publication.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sudah hampir seperempat abad orang di seluruh dunia menggunakan Internet. Hingga saat ini, Internet telah digunakan oleh orang-orang dari segala usia dan generasi. Hasil riset Yahoo dan Taylor Nelson Sofres TNS Indonesia tahun 2009 menunjukkan bahwa pengakses terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. Dari responden yang mengikuti survei ini, 64 persen adalah anak muda. Masih dari hasil penelitian yang sama, 53 persen anak usia 15-19 ternyata terbiasa mengakses internet dari warnet. Ini karena mereka memiliki lebih banyak waktu luang daripada pekerja. Kemudian berdasarkan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Kemenkominfo dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII tahun 2010, total pengguna internet di Indonesia melebihi 40 juta pengguna. Dari jumlah itu, 64 persen adalah remaja. Menurut data terbaru dari riset Kemenkominfo dan UNICEF mengenai Pada era digital pada saat ini Internet rasanya sudah sangat mudah dijangkau dan melekat di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para kalangan remaja. Namun pada jejaring internet yang disebut sosial media dan duniamaya ini pun tidak terlepas dari berbagai hal yang sangat bernilai negatif dan dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap penggunanya. Pada usia menginjak remaja tentu sangat masih labil dalam hal apapun baik untuk mengambil keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan bimbingan orang tua untuk melakukan banyak hal. Berdasarkan latar belakang pentingnya mengetahui dan memetakan perilaku remaja dalam mencari sumber informasi dan mengembangkan pemahaman melalui media Internet, maka permasalahan, penggunaan media dan cara media adanya rumusan yang menyangkut aktivitas bermedia untuk mengembangkan pemahaman dan jenis-jenis media yang digunakan, maka secara spesifik perumusan masalah dijabarkan menjadiidentifikasi permasalahan sebagai berikut1. Bagaimanakah penggunaan media Internetuntuk mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang dilakukan oleh remaja? 2. Bagaimanakah remaja mengukur tingkat kredibilitas media Internet sebagai sumberinformasi untuk memahami? 3. Bagaimanakah remaja mengolah dan mengaplikasikan informasi untuk 1 2 3 Lihat Ilmu Alam & Tekno SelengkapnyaTumbuhkembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMA , pemakain narkoba dan lain-lain.